3/26/07

Padang rumput sumber biofuel unggulan masa depan.

Kebanyakan orang sudah semakin menyadari bahwa energi alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di masa depan harus segera ditemukan dalam waktu dekat. Akan tetapi, darimanakah energi alternatif ini akan didapat? hidrogen? Biofuels yang terbuat dari jagung dan kacang?
Para peneliti dari Universitas Minnesota berpendapat bahwa campuran dari rerumputan padang rumput adalah sumberbiofuels yang paling baik. Mereka meyakini pendapat bahwa bahan bakar yang terbuat dari biomass padang rumput adalah bahan bakar yang ‘karbon negatif’, maksudnya bahwa dengan menggunakan biomass padang rumput akan mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer. Lain halnya dengan menggunakan ethanol jagung atau biodiesel kedelai yang merupakan ‘karbon positif’, yaitu penggunaannya akan menambah kadar karbondioksida pada atmosfer. Para peneliti tersebut bahkan berpendapat bahwa dengan memproduksi bahan bakar yang terbuat dari rerumputan di tanah/ladang yang sudah tidak layak tanam untuk pertanian, akan mengurangi emisi karbondioksida global sampai 15%. Walaupun pendapat ini tentu saja masih mendapatkan sanggahan dari ahli lainnya.

David Tilman, seorang profesor ekologi dari Universitas Minnesota dan direktur dari Cedar Creek Natural History Area, merupakan ketua dari proyek riset ini. "Biofuels yang dibuat dari campuran keanekaragaman tanaman padang rumput bisa mengurangi pemanasan global dengan menyingkirkan karbon dioksida dari atmosfer." Juga kalau ditanam di atas tanah tidak subur, mereka bisa menyediakan sebagian besar keperluan energi global, dan membiarkan tanah yang subur untuk produksi makanan, ujar Tilman.
Berdasarkan pada 10 tahun penelitian di Cedar Creek Natural History Area, studi yang dilakukan menunjukkan bahwa tanah pertanian yang ditanami dengan campuran tanaman padang rumput yang sangat bermacam-macam dan tanaman berbunga lain menghasilkan 238 persen lebih banyak bioenergi rata-rata, daripada lahan sama yang ditanami dengan berbagai tanaman padang rumput satu spesies, termasuk monocultures switchgrass.
Sebab dasar mengapa keaneka-ragaman hayati menyebabkan efisiensi yang lebih baik daripada monocultures sangat mudah untuk dimengerti: beberapa tanaman tumbuh selama musin semi sedangkan yang lain bertambah besar pada musim lain, oleh sebab itu mereka 'melengkapi' satu sama lain.

Apabila semua orang memperhitungkan pertumbuhan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama pertumbuhan, proses memanen, mengangkut dan mengubah tanaman ke dalam bahan bakar — serta karbon dioksida yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar— dan membandingkannya dengan jumlah karbondioksida yang dihirup oleh tanaman-tanaman tersebut selama proses pertumbuhan, padang rumput memiliki efisiensi 6-16 kali lebih baik daripada biji-bijian jagung ethanol atau biodiesel.
Ini adalah perkembangan sangat besar, dan lebih baik lagi karena rerumputan bisa berkembang dan tumbuh di daerah/ladang yang sudah tidak layak lagi untuk digunakan sebagai lahan pertanian.
Kesimpulannya, dengan menanam beraneka ragam tanaman (rerumputan) diatas 500.000.000 hektare lahan yang sudah tidak layak pakai untuk pertanian, di seluruh dunia, akan bisa menggantikan sekitar 13% dari konsumsi minyak global, dan mengurangi sekitar 15% dari emisi karbon dioksida, taksiran Tilman dan koleganya.


Sumber: Ragam info web / Husnul KH

Indonesia's IGOS : Stop or Go !?!

Jelang tutup tahun 2006 rupanya kabar buruk mengagetkan tengah menerpa kalangan IT dan Telematika nasional, dengan tersingkapnya 'bocoran' pers perihal adanya dokumen perjanjian antara Menkominfo dengan perusahaan Microsoft yang berisikan nota kesepakatan yang menggariskan pemakaian piranti lunak OS Windows untuk dipergunakan di jajaran instansi Pemerintah. Nota perjanjian bisnis senilai sekitar 375M rupiah ditandantangani oleh Menkominfo dan Chris Atkinson dari Microsoft Asia Tenggara tertanda tanggal 14 November 2006. Apabila MoU bisnis dijalankan per tahun anggaran 2007, maka 30 Juni 2007 invoice tagihan pertama mesti mulai dibayar pemerintah Indonesia. Disebutkan dasar penetapan kesepakatan MoU : Memorandum of Understanding termaksud adalah guna memerangi penggunaan sistem operasi komputer bajakan / non-lisensi ; khususnya OS Windows.
Bagi khalayak publik nota kesepakatan MoU dianggap sebagai kejanggalan dalam sisi pembelanjaan anggaran Pemerintahan yang tidak sesuai ketentuan, berhubung proyek pengadaan yang bersifat penunjukkan langsung atas hanya 1 (satu) pengusaha tanpa proses tender, selain proses penandatanganan yang abai akan azas transparansi.

Bagi kalangan pengamat IT & Telematika Nasional kenyataan demikian menjadi pukulan tersendiri terutama bagi segenap kalangan IT yang bergiat dalam aktivitas pengembangan piranti lunak open-sources: IGOS : Indonesia Go Open Sources. Lebih ironis lagi bahwa pada waktu hampir bersamaan Kantor Menristek tengah memperkenalkan salah satu aplikasi IGOS 2006 terbaru yaitu; IGOS-Nusantara hasil karya pengembangan LIPI awal November yl.
Peluang untuk mengembangkan piranti lunak Open Source yang sejauh ini didukung sepenuhnya oleh instansi Pemerintah dalam mempelopori penerapan aplikasi dapat menjadi sirna hilang begitu saja, hingga menghilang pulalah kesempatan bagi anak bangsa untuk mengembangkan potensi dalam pengembangan aplikasi OS yakni : mandiri dan tidak bergantung terhadap satu korporasi ln / MNC : Multi National Corporation tertentu - serta hemat devisa bagi negara dalam arti pembiayaan yang relatif rendah. Atau, coba simak rumusan "IGOS" dalam buku panduan terbitan Depkominfo "Mini Encygloss Seputar ICT" ---Edisi 1 Tahun 2006 hal. 29--- oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika ;
"IGOS (Indonesia Goes Open Source), adalah program Pemerintah Indonesia yang di-motori oleh Departemen Komunikasi dan Informatika, BPPT, dan institusi profesi IT, untuk mempopulerkan penggunaan perangkat lunak open-source serta memerangi penggunaan perangkat lunak bajakan. Perangkat lunak open-source sudah banyak yang dikembangkan oleh ahli-ahli Indonesia sendiri."

Antisipasi kabar baik bagaimana pun terbetik kehadapan khalayak dengan pernyataan Menristek Kusmayanto Kadiman PhD, yang mewanti-wanti, bahwa pelaksanaan kebijakan IGOS adalah merupakan suatu amanat konsitusi hingga mengikat bagi seluruh penggagas IGOS dari 5 Kementerian, yakni Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) untuk mengimplementasikan penggunaan aplikasi OS open-source. Sejak IGOS dideklarasikan 30 Juni 2004 telah tersedia setidaknya sederet aplikasi sistem operasi komputer yang diperkenalkan sebagai sistem desktop nasional berbasis OSS Linux, yakni: IGOS Nusantara 2006 dan IGOS-SDN 2005.
Disamping itu telah dikembangkan pula beberapa piranti lunak seperti; Aplikasi untuk back-office sistem perkantoran karya BPPT "Kantaya", Aplikasi pengolah peta digital hasil karya kerja sama ITB dan Bakorsutanal : Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, WinBI dll. Dalam ajang ASEAN Science and Technology Week Sistem Desktop Nasional IGOS telah diperkenalkan dihadapan para Menteri Ristek se-ASEAN, serta langsung digelar dalam seluruh sistem operasi komputer yang dipakai selama acara ASEAN RI-Tech dan S&T Week yang berlangsung di Jakarta awal Agustus 2005 dengan kinerja operasional yang memuaskan.


Sumber: Situs igos-web-id & KMNRT / Rizal AK

Tahun 2007 : rekor suhu bumi terpanas !?!

Hari Jumat pertama awal Jan 2007 suhu temperatur di puncak dunia: pegunungan Himalaya di wilayah Tibet hasil pengukuran ilmuwan China menampakkan : 21.8 derajat Celcius ( 71F ) yang berarti 1.7 derajat melebihi rekor temperatur tahun 1996 yl. Sejak pertama kali pengukuran data meteorologi setiap awal tahun rutin dilaksanakan pada awal tahun 1970; hasil pengukuran suhu di dataran tinggi Tibet acap kali dianggap sebagai barometer prakiraan cuaca dunia pada tahun yang berjalan.
Prakiraan bahwa tahun 2007 bumi akan mengalami salah satu masa dengan rekor temperatur suhu terpanas pun ternyata tidak hanya dikhawatirkan para ahli cuaca China, namun juga disuarakan oleh kalangan ilmuwan BMO : British Meteorological Office. Berdasar atas perhitungan statistik para ahli BMO dan Universitas Anglia memprakirakan kemungkinan 60% temperatur rata-rata permukaan bumi pada tahun 2007 akan menyamai atau bahkan melampaui rekor suhu terpanas global pada tahun 1998.
Para ahli meteorologi Inggris memproyeksikan terjadi kenaikan suhu 0.54 derajat Celcius (0.97F) diatas suhu rata-rata muka bumi : 14C ( 57F ), yang berarti suhu tersebut melampaui rekor suhu terpanas dunia saat ini yakni : 0.52 der C ( 0.94F ) yang terjadi tahun 1998. Rekor suhu terpanas terjadi berhubung terjadinya efek pengaruh berkepanjangan sebagai dampak terjadinya gejolak El Nino yang berlangsung di Samudera Pasifik, disamping faktor efek green-house aktivitas manusia yang levelnya semakin intensif dan amat berpengaruh atas terjadinya global warming masa kini.

Professor Folland ahli BMO mengungkapkan metode guna mendapatkan prakiraan termaksud yakni, kesatu dengan terus menerus melaksanakan pengamatan atas kondisi suhu arus permukaan laut pada wilayah terjadinya El Nino, serta dikombinasikan dengan metode kedua berupa perhitungan model matematika kompleks hasil rekayasa ilmuwan. Data yang diperoleh lebih lanjut diselaraskan ( fine-tuned ) terhadap data fenomena yang sama dalam periode kisaran waktu 50 tahun. Dengan perhitungan margin error sekecil : 0,06 derajat Celcius, maka besaran prakiraan ilmuwan 60% menjadi prakiraan yang amat pantas mendekati rekor suhu bumi terpanas yang benar-benar akan terjadi !
Dalam publikasi tahunan Badan Meteorologi Dunia ( WMO ) suhu temperatur rata-rata muka bumi tahun 2006 yl pun telah menjadi tahun terpanas ke-6 dengan beda suhu sebesar 0.42C diatas suhu rata-rata data selama dekade tahun 1961 - 1990.

Fenomena El Nino ditandai dengan kejadian periodik "anomali" aliran arus bersuhu hangat pada permukaan laut samudera Pasifik yang berasal dari arah garis pantai belahan Barat Daya benua Amerika Selatan yang mengarah sepanjang tengah-tengah wilayah ekuator Pasifik. EL Nino menimbulkan serangkaian dampak lingkungan berskala global; seperti kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi, efek musim kemarau yang lebih kering dan berkepanjangan, menghilangnya ikan tangkapan nelayan di wilayah yang dilewati arus panas El-Nino esp. di wilayah pantai Peru, dll. Fenomena El-Nino walau sesungguhnya telah terjadi secara periodik sejak ratusan tahun yl ---pertama kali ditengarai oleh pelaut berkebangsaan Peru Captain Camilo Carrilo 1892--- namun boleh dikata baru menjadi kajian ilmiah yang relatif intens dalam ilmu meteorologi menjelang tutup abad XX yang ditandai dengan dampak hebat fenomena El Nino pada tahun 1982-1983.
Selain negara-negara di belahan benua Amerika Latin yang akan terkena dampak langsung El Nino, maka Indonesia dan negara di kawasan Asia Tenggara pun akan mengalami dampak hebat El Nino. Salah satu gejala cuaca yang bahkan menjadi cirian efek El Nino ditandai dengan meningkatnya tekanan udara di atas Indonesia dan Samudera Hindia. Pemerintah Indonesia mesti sungguh-sungguh bersiap menghadapi kemungkinan terburuk iklim pancaroba El Nino pada tahun 2007, khususnya terjadinya musim kemarau kering berkepanjangan serta kebakaran hutan yang lebih meluas.


Sumber: Ragam info web: Nat-Geo, Wikipedia, dll. / Rizal AK

Sukses peluncuran satelit LAPAN-TUBsat milik Indonesia.

Ahli antariksa Indonesia dari LAPAN: Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Indonesian National Aeronautics and Space Agency) pantas dapat berlega hati atas keberhasilan peluncuran satelit LAPAN-TUBsat yang diorbitkan dengan roket PSLV 7 India dari landasan peluncuran di wilayah Sriharikota pada hari Rabu pagi 10 JAN. Peluncuran roket cukup lama tertunda sejak akhir NOV yl berhubung mesti menunggu sempurnanya muatan utama satelit Carthosat-2 milik Pemerintah India sementara satelit mikro hasil rekayasa LAPAN yang memang berstatus ditumpangkan : "piggy back" sebagai muatan tambahan pada roket PSLV 7.
Pengendalian satelit oleh Indonesia akan dilakukan oleh Stasiun Bumi Rumpin di Serpong disamping pengendalian dari stasiun pengendali satelit bumi Berlin di Jerman dan di Spitzbergen Norwegia. Satelit Lapan-Tubsat memiliki garis edar orbit polar : "Sun Synchronous Polar Orbit" yang melintasi kutub bumi pada ketinggian 635 km diatas wilayah pengamatan. Pihak Indonesia memilih TUB : Technische Universität Berlin selaku mitra dalam proyek kerja sama proyek senilai sekitar AS $ 1 juta serta alih teknologi rekayasa satelit kepada ahli Indonesia sejak akhir tahun 2005.

LAPAN-TUBsat tergolong sebuah mikro-satelit ---berat hanya 57 kg--- yang memfungsikan suatu kamera video beresolusi cukup tinggi ---dapat memotret benda dengan perbedaan detail hingga jarak 5 meter--- yang dapat dioperasikan secara inter-aktif. Dalam prakteknya wahana antariksa ini berfungsi sebagai satelit pengamatan yang dapat dipergunakan bagi kepentingan pemetaan wilayah pertanian, pengamatan lingkungan hidup, kebakaran hutan, maupun pengamatan bencana alam; aktivitas gunung berapi, dll. Namun pihak LAPAN menyatakan sementara ini ahli Indonesia masih dalam tahap awal melatih keahlian dalam pengoperasian satelit sebatas untuk eksperimen pengendalian kontrol satelit semata. Sejalan dengan tahap lanjut rekayasa satelit LAPAN-TUBsat barulah LAPAN akan merancang satelit remote-sensing guna kepentingan pengelolaan sektor agrikultur (2010).


Sumber: Ragam info web. / Riza

Otak mampu untuk ‘meramal’ masa depan.

Para pakar neurologi untuk pertama kalinya telah berhasil mengidentifikasi area-area dari otak yang berperan dalam ‘meramal’ kejadian-kejadian di masa depan. Dengan menggunakan teknologi pencitraan otak, para pakar dari Washington University St. Louis menemukan bahwa pada saat manusia membayangkan kejadian masa depan, area otak yang digunakan adalah area yang sama dengan area untuk mengingat kejadian yang terjadi di masa lalu. Hal ini berarti bahwa sepertinya otak berusaha untuk membayangkan kejadian yang akan datang berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah terjadi di masa lalu yang memiliki kemiripan.
Walaupun hal ini tidak menghasilkan suatu aplikasi yang bersifat praktis, setidaknya menunjukkan bahwa orang-orang yang dapat mengingat dengan jelas kejadian-kejadian di masa lalu memiliki kemampuan untuk membayangkan masa depan mereka lebih baik dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki daya ingat yang buruk, sebagai contoh penderita amnesia.

Adalah para pakar; Karl Szpunar, Jason Watson dan Kathleen McDermott, yang ketiganya melakukan pengukuran aktivitas otak para partisipan dengan menggunakan MRI : Magnetic Resonance Imaging. Para peneliti menginstruksikan para partisipan untuk mengingat satu kejadian di masa lalu dan kemudian membayangkan kejadian yang mirip dan akan terjadi di masa mendatang. Dalam riset tersebut, para partisipan tersebut diminta untuk membayangkan pesta ulang tahunnya di masa lalu dan kemudian membayangkan pesta ulang tahunnya yang akan datang. Karena orang-orang yang berada dalam scanner MRI tersebut cenderung untuk mengikutsertakan berbagai macam aspek pribadi kehidupan masing-masing, para pakar menginstruksikan juga untuk membayangkan kejadian yang tidak berhubungan dengan mereka. Mereka diminta untuk membayangkan pesta ulang tahun Bill Clinton yang akan datang.

Dari rangkaian proses tersebut, dapat diamati area-area otak mana saja yang ikut berperan dalam masing-masing skenario. Area-area yang digunakan di hampir semua aktivitas, seperti bernafas, melihat, dan sebagainya, dihilangkan untuk kemudian diperoleh area-area yang hanya digunakan untuk aktivitas tertentu. Ditemukan bahwa terdapat delapan area berbeda di otak yang berperan dalam aktivitas membayangkan kejadian di masa yang akan datang, termasuk area Brodmann, medial posterior parietal coretex dan posterior cerebellum. Diketahui juga bahwa 15 area tambahan digunakan saat otak mengingat kejadian masa lalu atau membayangkan kejadian masa depan.
Hal ini membawa ke suatu kesimpulan “bahwa untuk menghasilkan bayangan kejadian di masa yang akan datang, manusia mengaktifkan ingatan masa lalunya”. Para pakar tersebut mempublikasikan hal ini ke dalam suatu paper yang diterbitkan online pada 1 Januari 2007 kemarin dengan judul Proceedings of the National Academy of Science USA.
Kuisioner yang dilakukan setelah para partispan melakukan percobaan tersebut juga menunjukkan bahwa mereka cenderung untuk membayangkan kejadian yang akan datang dengan hal-hal yang sudah mereka kenal sebelumnya. Dengan kata lain, untuk membayangkan masa depan, kita mengingat masa lalu dan kemudian menempatkannya dalam konteks masa depan. Szpunar juga mengimbuhkan bahwa sebelumnya telah ada riset intensif selama berabad-abad untuk meneliti bagaimana otak bekerja untuk mengingat kejadian masa lalu, akan tetapi sedikit sekali yang mengamati proses membayangkan kejadian di masa mendatang.


Sumber: Ragam info web. / Husnul KH.

Open-Source : pilihan pas buat berhemat dan tanpa hambatan dalam produktivitas.

Komisi pengkajian aplikasi piranti lunak dan telematika European Comission akhir minggu yl mempublikasikan pernyataan terbuka guna mendukung sepenuhnya penggunaan piranti lunak seperti OS Linux dan open-source software lainnya. Berdasar atas analisa rinci dan kajian mendalam terhadap penggunaan proyek open-sources di 6 negara Eropa anggota dewan European Comission berkesimpulan, bahwa nyata-nyata akan diperoleh penghematan dalam segala sisi dengan beralih dari penggunaan aplikasi proprietary berlisensi komersil menjadi dengan pemakaian open-source software. Sajian laporan European Comission menegaskan, bahwa OS Linux maupun aplikasi semacam Open Office yang gratis adalah sangat stabil. Open Office misalnya memiliki fungsionalitas yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan produktivitas kerja perkantoran; pembuatan dokumen, presentasi, serta penyajian spreadsheets.

Untuk mendapatkan analisa dan kajian yang valid komisi EC bulan October 2006 yl, telah mengucurkan dana senilai hampir AS $4 juta guna meluncurkan suatu proyek SQO-OSS : Software Quality Observatory for Open Source Software guna menguji keandalan kualitas berbagai aplikasi open-source software. Langkah yang dilaksanakan sebelumnya adalah dengan meluncurkan suatu portal OSOR : Open Source Observatory and Repository guna menguji dan mengembangkan inter-operabilitas antar muka aplikasi. Para ahli IT yang tergabung berada di belakang SQO-OSS berasal dari; Inggris (Sirius IT), Jerman (KDE and ProSyst), Swedia (KDAB) serta kalangan akademisi Belanda (United Nations University in Maastricht) dan Yunani (Univ. Athens dan U.Thessaloniki). Pakar IT dari Maastricht dalam sajian akhir memang mewanti-wanti setidaknya ada 2 (dua) catatan fakta yang boleh jadi bersisi negatif, yakni pengeluaran dana IT dalam jangka pendek memang akan tinggi selagi tahap awal proses migrasi mengadopsi open-source ---kebanyakan terpakai untuk biaya training--- dan sisi negatif psikologis bagi sebagian kalangan / orang tertentu merasa diri "undervalued" jika diminta bekerja menggunakan piranti lunak OSS gratisan: "gengsi turun" (?).

Jauh-jauh hari sebelumnya secara sendiri-sendiri beberapa kalangan dalam pemerintahan di negara industri maju Eropa memang telah mencanangkan inisiatif guna beralih menggunakan piranti lunak open-sources dan mencampakkan OS berbayar proprietary komersil demi alasan penghematan biaya dana negara yang berarti juga uang/pajak rakyat selain terhindar dari sisi ketergantungan terhadap industri pembuat software tertentu. Pemerintah kota Berlin di Jerman Barat sejak 2001 telah berancang-ancang guna meninggalkan OS Windows dan beralih menggunakan sistem operasi komputer OS Linux.
Hal yang sempat membuat heboh ini adalah wajar pula jika kemudian menggugah Microsoft guna melancarkan langkah balasan (kampanye Microsoft: "Get The Facts") untuk meyakinkan kalangan profesional IT untuk tetap setia karena sesungguhnya penggunaan OS Windows yang lebih murah dibanding OS open-source jika dihitung berdasar cost advantage. Pihak Microsoft bahkan sampai pada kesimpulan : "Linux savings are a myth".
Lewat pengkajian intens yang berjangka waktu cukup lama oleh kelompok ahli IT yang kompenten seperti diatas, tentunya apa yang terungkap dari pernyataan pakar European Comission amatlah valid ( bukan as-bun ) , hingga amat pantas jika kemudian segenap Pemerintah di Negara Eropa Bersatu ---yang nota bene sebagian besar adalah negeri industri maju yang makmur dengan GNP tinggi--- segera melangkah memilih aplikasi open-source untuk menggerakkan roda administrasi perkantoran : ASAP. Open-source : hemat dan tanpa hambatan !!!


Sumber: Ragam Info web CNET & Wikipedia / Rizal AK

Suara Menristek untuk Asia Source II di Sukabumi.

Menyambut ajang Asia Source II "Free and Open Technology for NGOs and SMEs" yang tengah berlangsung sejak 22 s/d 30 di SUkabumi - Jawa Barat, Menristek Kusmayanto Kadiman mengungkapkan kepentingan bagi kalangan IT anak bangsa untuk berkarya demi menjawab tantangan pengembangan penggunaan aplikasi open source hingga dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi kemajuan masyarakat Indonesia. Hal ini terungkap dalam diskusi bersama antara Menristek dengan para aktivis pengembang IT open source di Kantor Menristek Jumat yl 19 Jan. Menristek pun meyakini akan keunggulan SDM nasional yang berkiprah dalam pegembangan aplikasi berbasis open source dari kalangan ahli IT yang bekerja di kalangan swa-usaha mandiri (grassroots) , LSM dan swasta/non-pemerintahan.
Sesungguhnya terpilihnya Indonesia selaku tuan rumah ajang Asia Source II yang merupakan kegiatan tahapan lanjutan selepas event Asia Source I 2005 yl yang diadakan di Bangalore ---kota dengan julukan Silicon Valley negeri India--- merupakan suatu bukti tersendiri pengakuan kalangan IT global, khususnya Asia-Pasifik, akan keunggulan prestasi kalangan IT nasional.

Salah satu tokoh terkemuka IT nasional yang tampil pada hari pertama event Asia Source II adalah Onno Poerbo yang telah lama dikenal selaku penyebarluasan aplikasi open source maupun aktivis pengembangan sharing akses konektivitas jaringan Internet broad-band berbiaya murah untuk kepentingan warnet : (cyber cafe). Dalam kesempatan ini pun Onno menyatakan kritik keras kegundahan akan rencana Pemerintah ---yakni Kementerian Kominfo--- yang terus bersikeras guna melaksanakan kesepahaman perjanjian bisnis : MOU dengan Microsoft Indonesia untuk pembelian Sistem Operasi komputer Windows sejumlah 35.496 lisensi dan Microsoft Office sejumlah 177.480 lisensi, hingga keseluruhannya akan menghabiskan dana Rp 675 milyar. Sementara jika menggunakan OS berbasis open source Linux cukup dengan biaya Rp. 50.000,- per komputer. Dan jika menggunakan piranti lunak alternatif open source gratisan, yakni OpenOffice sendiri dapat dihemat dana Pemerintah senilai AS $71 juta.
Hasil-hasil pencapaian beragam pengembangan aplikasi berbasis open source yang diperoleh dari ajang Asia Source di Sukabumi memang sesungguhnya pantas untuk dapat diselaraskan dalam langkah terpadu : synergy dengan upaya Kementerian Ristek dalam hal pemasyarakatan keunggulan aplikasi open source maupun dalam meningkatkan SDM ahli IT yang terampil dalam mengoperasikan OS open source, terutama guna dimanfaatkan di lingkungan instansi Pemerintah dan kalangan pendidikan Perguruan Tinggi.

Asia Source II di Sukabumi dihadiri oleh sekitar 120 partisipan ahli komputer dan pengembang aplikasi dari 30 negara kawasan Asia-Pasifik untuk saling berbagi : "sharing" akan kemajuan dan keunggulan yang masing-masing dimiliki para peserta dalam ajang serupa karantina model 'IT camp' yang berlangsung seminggu penuh.
Asia Source II berlangsung atas kerjasama lintas negara, yakni:
UNDP International Open Source Network (Thailand), InWEnt-Capacity Building International (Jerman), Tactical Technology Collective (Netherlands), Aspiration (USA), dan ICTWatch (Indonesia) dengan dukungan dari The Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ - Jerman), UNDP-APDIP : Asia Pacific Development Programme dan Hivos.


Sumber: Kantor Menristek. / Rizal AK.

Kajian terkini yang menyudahi kontroversi Homo Floresiensis : "hobbit".

Pro kontra penemuan relics "hobbit" di goa Liang Bua wilayah terpencil di p.Flores tahun 2003 oleh tim ilmuwan arkeolog gabungan Australia dan Indonesia masih terus berlanjut kontroversi. Para ahli masih bersilang pendapat mengenai apakah Homo Floresiensis sesungguhnya apakah manusia kerdil "hobbit" adalah sosok nenek moyang manusia modern homo sapiens tersendiri ataukah ia adalah sesosok manusia yang mengalami kelainan menderita microchepalic : "a human with an abnormally small skull" yang hidup pada masa 18.000 tahun yl.
Guna menggali bukti lain yang lebih menyakinkan adalah Peneliti Australia Richard Roberts arkeolog dari Universitas Wollongong bertekad guna kembali melakukan ekspedisi pencarian contoh fossil lainnya dari lokasi Liang Bua pada tahun 2007. Temuan relics pada lokasi LB 1 (LB : Liang Bua) menunjukkan temuan kerangka sosok manusia kerdil yang relatif utuh ---dengan sosok hanya setinggi 30 feet dengan otak cuma seukuran otak kera chimpanse (400 cm3) atau 1/3 otak manusia normal & terkubur bersama dengan seperangkat peralatan yang lazimnya dikenali pada manusia homo sapiens umumnya--- seketika setelah kesimpulan temuan "hobbit" dipubikasikan oleh para ilmuwan penemu asal Australia dalam jurnal ilmiah Nature (2004) dengan klaim anggapan penemuan sejenis spesies manusia modern tersendiri yang berlainan dengan homo sapiens maka langsung menyulut pro kontra heboh dalam dunia sains.

Akhir Sep 2006 yl dalam Proceedings of the National Academy of Sciences bahkan terungkap pendapat dari salah satu penemu yg sekaligus co-author publikasi pertama "hobbit" R.P. Soejono asal Indonesia : National Archaeological Research Center - Jakarta, yang berpendapat bahwa klaim penemuan Homo Floresiensis LB1 adalah kekeliruan jika dinyatakan sebagai jenis nenek moyang manusia. Kesimpulan demikian diyakini oleh sekelompok ahli arkeologi dari University of Chicago AS serta Roehampton University London Inggris.
Namun dalam PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences terkini terbitan 29 JAN 2007 salah seorang sosok terkemuka dalam dunia paleoneurologist yang juga adalah Ketua Jurusan Antropologi Florida State University AS, yakni Prof. Dean Falk mengungkapkan keyakinannya atas temuan bahwa sosok homo Floresiensis adalah sosok sejenis nenek moyang manusia yang tersendiri dan bahwa langkah lanjutan yang maha penting justru adalah penelitian lanjutan guna menjawab pertanyaan a.l ;
"Dari mana asal usul sang Homo Floresiensis ?"
"Dari cabang rumpun yang mana asal pertalian nenek moyangnya ?
"Dan apakah sumbangan penemuan ini terhadap proses human evolution ?"

Falk mengungkapkan analisa ilmiahnya dengan tulisan pada paper dalam PNAS , berjudul "Brain shape in human microcephalics and Homo Floresiensis," bersama dengan sekelompok kolega ahli arkeologi yang mendukung analisanya, yakni Charles Hildebolt, Kirk Smith dan Fred Prior dari the Washington University School of Medicine in St. Louis; M.J. Morwood dari University of New England in Australia; Herwig Imhof dari the Medical University of Vienna, Austria; dan Horst Seidler dari University of Vienna, Austria. Disamping peneliti dari Indonesia Thomas Sutikna, E. Wayhu Saptomo dan Jatmiko dari the Indonesian Centre for Archaeology.
Prof Falk dkk melakukan kajian dengan menyajikan "virtual endocast" dengan model 3D program komputer atas tengkorak tempurung otak manusia "hobbit" yang dengan rekayasa dapat menampilkan rincian dari sebagian terbesar frontal lobe hingga menampilkan citra; bentuk otak, corak alur permukaan otak (grooves), pembuluh darah pada otak (vessel), dan sinuses. Bagi Prof Falk tampilan "endocast" sungguh-sungguh memperlihatkan suatu anatomi ujud otak yang sepenuhnya berfungsi guna dapat melaksanakan proses kognitif.
Pada penelitian dengan membandingkan model 3-D hasil re-konstruksi dari 9 otak manusia dengan kelainan microcephalic dan 10 otak manusia modern yang normal, para peneliti pun mengamati bahwa ujud otak sesosok "hobbit" amat dekat dengan cirian pada otak normal. Dengan hasil konsisten demikian maka diyakini bahwa otak "hobbit" adalah sesuatu ujud yang normal sekaligus unik, hingga memang sepantasnya diklasifikasikan sebagai sejenis tersendiri sesosok nenek moyang manusia modern yang hidup berdampingan pada periode yang sama dengan kehidupan homo sapiens seperti yang telah dikenal selama ini.
Sembari berharap agar debat pro-kontra "hobbit" segera berakhir dan kalangan ilmuwan untuk selanjutnya lebih baik menemukan jawaban atas pertanyaan penting seperti diungkapkan di atas; Prof. Dean Falk mengimbuhkan komentar menggelitik bahwa; "Kebanyakan orang menolak mempercayai bagaimana mungkin adanya sesosok mahluk manusia dengan otak hanya sekecil itu dapat membuat seperangkat peralatan yang tergolong canggih. Betapa canggihnya pula sang mahluk "hobbit" ?


Sumber: Ragam info web / Rizal AK.

The LightHouse : menara suar icon kota Paris 2020 ?

Paris adalah ibu kota turisme kawasan Eropa yang menjadi salah satu tujuan wisatawan sedunia untuk berkunjung ke icon yang paling terkenal; Menara Eiffel. Kota Paris serta masyarakat Parisiene adalah warga kota yang sejak lama terkenal sebagai kaum avant-garde yang tidak jeri untuk melakukan upaya terobosan melangkah jauh didepan zaman, termasuk ketika membangun Menara Eiffel ( Gustave Eiffel - 1889 ), Glass Pyramide de Louvre Musee ( IM Pei arsitek warga negara AS - 1989 ), atau pun Pompidou Center ( kolaborasi arsitek Renzo Piano dan Richard Rogers - 1976 ). Dan kini skyline kota Paris akan mengalami perubahan mencolok dengan akan dibangunnya gedung pencakar langit setinggi 300 meter (990 feet) yang diberi nama proyek The LightHouse ( Phare : in French ) yang akan selesai dibangun tahun 2012 karya arsitek Amerika pemenang penghargaan the Pritzker Prize tahun 2005: Thom Mayne.
Setelah sekian lama : 30 tahun peraturan melarang gedung tinggi dibangun di wilayah pusat kota Paris dengan acuan Menara Eifel ---tinggi 324m--- maka menurut Rancangan Tata Kota Paris 2020 akan mengalami penataan ulang hingga munculnya rencana pembangunan gedung pencakar langit sebagai bagian dari revitalisasi wilayah La Defense. Sayembara Internasional untuk rancangan arsitektur termaksud kemudian dimenangkan oleh arsitek Thom Mayne dari kantor arsitek kenamaan Morphosis, Los Angeles - AS.

Sama halnya rancangan Menara Eifel ataupun Piramida Gelas Museum Louvre yang ketika dirancang sempat memancing kontroversi pro-kontra, demikian pula dengan gedung pencakar langit The LightHouse mengingat sosok outline bangunan dengan tampilan yang aneh dipandang hanya akan 'merusak' skyline sediakala kota Paris yang anggun. Ekspresi tampak luar gedung yang menonjolkan suatu bentuk cerobong yang menyatu dengan pojokan kotak menara benar-benar sungguh tampak jelek dipandang menurut sudut mata estetika bagi sebagian orang. Namun tidak demikian halnya bagi kaum Parisiene yang malah memilihnya sebagai karya no.1 diatas karya monumental Norman Foster asal Inggris atau pun arsitek terkemuka asal Perancis sendiri Jean Nouvel.
Para juri sayembara berpandangan gedung The LightHouse karya Thom Wayne mampu menampilkan cirian ekspresif arsitektur berspirit "ecobuilding" masa depan; bangunan ramah lingkungan yang mengedepankan tata penggunaan energi terbarukan dengan seksama. Bentuk serupa cerobong vertikal yang berujung pada sejumlah rangka menara di level puncak teratas bangunan berfungsi sebagai wahana turbin pembangkit listrik yang bersumber dari tenaga angin. Rancangan panel berlapis ganda pada facade bangunan pun dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik yang terjadi akibat adanya pergerakan udara. Selain dari pada efek "double-skin facade" demikian pun memungkinkan bukaan jendela pada sisi tertentu bangunan untuk ventilasi silang alami pada saat tiba musim panas.
Rancangan penempatan menara kincir angin dengan turbin pembangkit energi listrik pada lantai puncak gedung LightHouse adalah serupa seperti halnya rancangan pada menara pencakar langit Freedom Tower NYC , AS ( setinggi 1.776 feet ) ---yang akan menggantikan gedung menara kembar WTC New York--- yakni dimaksudkan guna menghasilkan paparan maksimal turbin terhadap pergerakan angin serta sebaliknya, yakni meminimalkan terjadi turbulensi akibat pengaruh pusaran angin dari struktur bangunan disekitarnya serta menjauhkan potensi kebisingan suara.

Sejauh ini bangunan tinggi model "ecobuilding" dengan pendekatan rancangan bertumpu pada efisiensi energi mampu menghasilkan 10% - 20% kebutuhan pasokan energi listrik dicukupi dari "renewable energy" energi terbarukan yang berasal dari tenaga angin. Sementara diseluruh muka bumi energi listrik yang dihasilkan dengan teknologi kincir angin hanyalah 1% dari total konsumsi global energi listrik. Data tahun 2005 diseluruh benua Eropa energi angin membangkitkan tenaga listrik sejumlah 35.000 MW. Para pecinta lingkungan hidup di negeri industri maju di Eropa mengunggulkan angin sebagai alternatif sumber energi masa depan yang bebas polusi dan bersifat terbarukan, dan kenyataannya prosentase penggunaannya tahun demi tahun belakangan meningkat dengan pesat.


Sumber: Ragam info web. / Rizal AK.